“Dan Allah
akan memberi balasan dan menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang
bersyukur.”
~ Q ur’an: Surat Ali Imran: 144 ~
Anda mungkin
sudah sering mendengar bahwa kita harus bisa bersyukur dalam hidup ini. Tapi
tahukah Anda bahwa, bersyukur tidak hanya sesuatu yang wajib dilakukan oleh
kita yang memiliki iman, tetapi bersyukur adalah juga alat pembuka rejeki dan
nikmat yang lebih banyak lagi? Pada tulisan ini akan membahas kunci sukses
dahsyat bersyukur ini.
Syukur dan
rasa terima kasih kita kepada Allah yang telah menganugerahi kita kehidupan ini
membantu kita menikmati dan menerima kesuksesan hidup yang selama ini kita
cari. Tetapi bagaimanakah langkah konkret menerapkan kunci sukses dahsyat
bersyukur itu, karena kita sering pula mendengar orang yang mengatakan, “Aku
selalu bersyukur, kok, tapi nyatanya hidupku hanya begini-begini saja”?
Kalau Anda
mengatakan kalimat seperti di atas, terutama bagian yang bilang bahwa “hidupku
kok ya masih hanya begini-begini saja”, maka, itu berarti Anda belum bersyukur.
Bersyukur
bukanlah sekedar kata-kata. Bersyukur adalah sebuah rasa terima kasih dan
penghargaan yang mendalam atas sebuah pemberian dari yang Maha Kuasa, entah
bagaimanapun bentuk dan rupa pemberian tersebut.
Kalimat di
atas, meski ada kata “syukur”-nya, tetapi jelas terasa tidak mengungkapkan rasa
terima kasihnya, karena disebutkan “hidupku ya begini-begini saja”. Walau
kalimat tersebut sepertinya mengucapkan syukur, tetapi secara esensi, kalimat
tadi merendahkan apa yang sudah diberikan Allah, maka sebagai akibatnya,
siapapun yang mengatakannya jelas tidak bisa merasakan nikmat yang lebih besar
lagi.
Tiadanya
rasa terima kasih, syukur dan penghargaan membuat siapapun tidak mampu
mengenali dan merasakan nikmat, maka ya tidak terasa. Karena bersyukur bukan
lagi konsep yang baru. Pada saat ini, mengenai bersyukur, banyak orang yang
memahami dan menerapkannya secara terbalik. Kalau Anda bersyukur karena telah
mendapatkan atau mengalami sesuatu yang menyenangkan, itu wajar. Semua orang
juga bisa.
Untuk
mengetahui bagaimana cara bersyukur yang tepat, sekarang mari kita lihat
tanda-tanda yang menunjukkan kebalikan dari orang yang bersyukur. Mereka yang
tidak bersyukur melakukan hal-hal semacam ini (Jadi hindari jauh-jauh) :
1. Mengeluh
Setiap jenis
keluhan entah itu yang diutarakan dengan bercanda, apalagi yang serius, adalah
ciri tipisnya atau bahkan tidak adanya rasa syukur. Dan ini tidak hanya
meliputi keluhan terhadap kondisi personal, diri dan badan kita sendiri, tetapi
juga keluhan terhadap kondisi lingkungan, masyarakat dan negara.
Misalnya:
mengeluh tentang harga barang yang makin mahal, mengeluh tentang penghasilan
yang kecil, mengeluh tentang negara yang makin kacau, tentang resesi ekonomi,
tentang bencana, tentang apapun, di sekitar kita. Pokoknya semua jenis keluhan.
2.
Mengecil-ngecilkan nikmat yang telah diberikan Allah SWT
Misalnya,
kalimat-kalimat macam ini: Ah, gajiku sih kecil… Ah, biasa saja… Rumahku kan
gubug ini, lain dengan rumahmu… Ayo kita makan seadanya saja ya… dsb.
Saya
memahami bahwa ini mungkin bagian dari budaya kita, untuk merendah, tidak
sombong, tetapi yang jadi masalah adalah kalau omongan ini terlalu sering kita
ucapkan sehingga kita tidak lagi bisa membedakan antara hanya sekedar basa-basi
dengan yang sebenarnya kita rasakan. Padahal sebenarnya, tidak ada suatupun di
dunia ini yang merupakan sesuatu yang kecil. Uang 5 perakpun seandainya tidak
diberikan-NYA, Anda tidak akan bisa memilikinya.
3. Kikir
Ya, kikir
adalah juga satu tanda tidak bersyukurnya seseorang. Dia merasa bahwa yang dia
miliki masih kecil jumlahnya, sehingga tidak mau berbagi atau sulit berpisah
dengannya. Atau dia khawatir, cemas, dan takut tidak akan mendapat lagi,
sehingga merasa harus menyimpan-nyimpan untuk diri sendiri.
Cara
berpikir kikir sungguh berbahaya, lebih berbahaya dari suka mengeluh, karena di
belakangnya tersimpan rasa tidak adanya terima kasih pada Tuhan, serta rasa
tidak percaya akan pertolongan dan kekuasaan Tuhan, dan ini dalam bahasa agama,
ekstrim-nya, bisa dikategorikan kufur dan kafir.
4.
Menginginkan apa yang menjadi milik orang lain
Ada orang
yang kerjanya lapar mata terus. Tidak pernah puas. Apapun yang dimiliki orang
lain, ingin dia miliki juga, bahkan dengan penuh rasa persaingan. Dia tidak
bisa melihat orang lain maju tanpa sekilas perasaan iri atau dengki
menyelimuti. Nah beberapa hal tersebut bisa menjadi petunjuk apakah kita
memiliki rasa syukur yang besar atau justru sebaliknya.
Sekarang
yang lebih penting adalah bagaimana kita menerapkan rasa syukur ini secara
konkret agar membantu kita menerima kesuksesan, anugerah dan rejeki lebih
banyak lagi. Coba membiasakan diri
mencatat, setiap hari, semua hal baik yang terjadi pada kita hari itu. Pagi dan
sore kalau bisa. Kalau tidak, ya, cukup sekali saja, mungkin menjelang tidur.
Di sebuah buku khusus, tulis setiap harinya, paling sedikit 50 hal yang bisa
Anda syukuri hari itu.
Banyak yang
menyarankan, untuk pertama kali melakukan ini, paling sedikit menulis 100 hal
yang kita syukuri. Besar dan kecil. Semuanya. Ini memaksa kita, pikiran sadar
dan bawah sadar kita untuk melihat bahwa ternyata dalam hidup kita ini telah
ada begitu banyak yang patut kita hargai dan ucapkan rasa terima kasih kepada
Tuhan karenanya. Sesudah itu secara rutin tetap dilakukan walau jumlah yang
dituliskan tidak sebanyak yang pertama.
Tidak punya
cukup banyak hal untuk disyukuri? Masa?
Coba, Anda
masih bisa menggerakkan jari-jari Anda? Syukuri itu.
Rambut Anda
tidak berkutu? Syukuri itu.
Anda masih
bisa ke ‘belakang’ dengan normal? Bukannya itu juga suatu anugerah?
Anda bisa
menarik napas? Syukuri ini juga, ada orang-orang yang menderita tidak bisa
melakukannya.
Udara masih
bebas. Air bersih masih mudah didapat. Hujan yang mendinginkan negeri kita yang
berdebu dan panas ini masih mau turun.
Malam masih
gelap sehingga kita bisa tidur dan istirahat.
Matahari
belum terbit di sebelah barat. Dan masih banyak lagi.
Jadi, mana
mungkin Anda tidak punya sesuatu untuk disyukuri.
Bersyukurlah
banyak-banyak, setiap hari, setiap saat.
Setiap hati
kita suntuk dan resah, dan mulai kehilangan semangat dan kepercayaan, coba baca
ulang “jurnal syukur” Anda tersebut, dan lihat betapa banyak yang Allah SWT
TELAH berikan kepada Anda.
Bila Anda
sendiri sedang merasa kekurangan, coba cari beberapa orang yang Anda tahu lebih
buruk lagi kondisinya dibandingkan Anda. Cari, temui, amati kehidupan mereka.
Lalu lakukan
sesuatu yang bisa membantu mereka (meskipun sedikit). Ini “memaksa” kita untuk
lagi-lagi melihat betapa beruntungnya kita, dan bahwa nikmat Tuhan itu tidak
akan habis meski kita membaginya dengan orang lain.
Terapkan
ajian “UNTUNG” ala orang Jawa (untuk suku lain, maaf kalau saya salah klaim
tentang falsafah ini, karena sebagai orang Jawa, setahu saya, orang Jawalah
yang suka memakai aji-aji ini…)… yaitu, bila mereka tertimpa musibah, mereka
selalu mencari baiknya dan mengatakan, “Untung ya ….." (lalu menyebutkan
sesuatu yang sebaliknya dari musibah tadi).
Misalnya:
Bila satu keluarga sakit semua, mereka akan bilang, “Untung tidak sampai
meninggal." "Atau untung punya uang untuk berobat." Atau
"Untung tidak perlu sampai dirawat."
Dan
untung-untung lainnya. Yang intinya mencari “the silver lining of the dark grey
clouds" atau mencari elemen positif dari segala sesuatu yang di luarnya
nampak negatif.
Cara
menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur berikutnya, adalah dengan selalu
menjawab dengan penuh semangat dan rasa bahagia semua pertanyaan yang
menanyakan kabar Anda, entah itu tentang kondisi kesehatan, keuangan Anda,
kehidupan Anda dsb.
Jawab semua
pertanyaan tentang kabar Anda dengan kalimat seperti berikut,
"Alhamdulillah
atau Puji Tuhan………" (lalu sebutkan berita baiknya). Apapun itu berita
baiknya, walau sekecil apa.
Jangan
katakan dengan lesu dan lemas, “Ya, beginilah nasib saya Mas" atau jawaban
lain yang senada.
Anda paham
kan?
Pokoknya,
jangan sekali-kali mengecilkan apapun yang telah diberikan Tuhan pada kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri Masukan Bermanfaat